Tampil pertama di publik, ini penjelasan Dirut BBA

Foto: Ist.

Arief Syamsuhuda, Direktur utama Bank Blora menyalami nasabah debiturnya yang diundang dalam customer gathering pada Jumat (26/7/2024).

Jumat, 26 Juli 2024 16:40 WIB

BLORA (wartablora.com)—Arief Syamsuhuda, Direktur utama Bank Blora untuk kali pertamanya memberikan penjelasan ke publik terkait isu sensitif terkait keberlangsungan perbankan milik masyarakat Blora tersebut. Sejauh ini Arief tengah mencari momen yang tepat untuk memberikan keterangan persnya. Momen ini bertepatan dengan customer gathering yang digelar usai Jumatan, (26/7/2024). Mengundang seluruh debiturnya, customer gathering menghadirkan Bupati Blora Arief Rohman untuk menyampaikan secara terbuka kepercayaan terhadap kinerja bank milik pemerintahannya tersebut.

"Saya mengajak nasabah Bank Blora Artha memberikan kepercayaannya terhadap bank kebanggaan kita ini untuk terus eksis dan memberikan kinerjanya yang bagus," kata Arief Rohman.

Sementara itu Arief Syamsuhuda menegaskan bahwa di lembaga keuangan perbankan yang ia pimpin secara kinerja baik-baik saja. Bahkan kepercayaan nasabah tak pernah goyah dengan misalnya terjadi rush. Kalau perbankan dalam keadaan rush, atau penarikan besar-besaran oleh nasabah itu artinya kondisi lembaga keuangan perbankannya sedang tidak baik-baik saja.

Bahkan ia menegaskan jika lembaga perbankan yang telah ia pegang selama ini tidak pernah mengalami kerugian akibat non performing loan, atau kredit macet. Karena perbankan telah memiliki penilaian terhadap aset yang dijaminkan.

"Namun kita masih menggunakan pendekatan persuasif ketimbang pendekatan itu (hukum kredit). Sedangkan yang debitur nakal dari luar Blora kita sudah tidak sungkan lagi untuk segera mengambil tindakan tegas dengan lelang jaminan," katanya.

Untuk tidak lagi mengulangi resiko kredit macet lagi, Arief menandaskan telah melakukan kebijakan yang lebih ketat.

"Tidak lagi melayani debitur luar Blora dan tidak melayani lagi kredit-kredit besar," tandasnya seraya menambahkan kategori kredit besar dengan nilai miliar.

Ia menambahkan jika rasio NPL bukanlah ukuran untuk menilai kesehatan perbankan, meski punya pengaruh terhadap untung/rugi. Ukuran sehat tidaknya bank dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR). Yakni rasio kecukupan modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berfungsi untuk menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank disebut sehat jika rasio kecukupan modalnya di atas 8 persen.

"Kami, Bank Blora Artha 18 persen lebih," imbuhnya.

Dengan rasio ini, ia menyakinkan jika isu kredit macet yang digaungkan di publik hanya sebagai kritikan dari masyarakat terhadap manajamen kredit di perbankan milik Pemkab Blora ini.

"Jadi kami yakinkan jika kepercayaan nasabah, baik penabung, deposan, dan debitur terhadap Bank Blora Artha masih tinggi. Meski demikian, untuk debitur bermasalah kami berusaha untuk segera menyelesaikan kewajibannya agar NPL kami bisa turun. Karena NPL memang memengaruhi laba rugi," pungkasnya.