Kredit mikro Bank Blora Artha gagal atasi rentenir

Foto: Gatot Aribowo

Layanan nasabah di Bank Blora Artha.

Jumat, 26 April 2024 08:45 WIB

BLORA (wartablora.com)—Bank Blora Artha memiliki produk Kredit Mikro Presma yang diperuntukkan memerangi rentenir yang telah menjerat kalangan masyarakat bawah. Kredit dengan plafon hingga Rp2 juta dikeluarkan tanpa jaminan nasabah. Tujuannya agar bisa digunakan modal harian pedagang, mulai dari pedagang pasar hingga pedagang kaki lima. Namun sejak diluncurkan dua tahunan lalu, kredit mikro ini tak mengalami jumlah nasabah malah justru ditemukan banyak nasabah yang bermasalah.

"Jadi temuan kami di lapangan, kredit mikro yang diambil di Bank Blora Artha banyak digunakan untuk menutup hutang ke rentenir, melunasinya dan mengambil hutangan lagi ke rentenir tersebut," jelas Direktur utama Bank Blora Artha Arief Syamsuhuda, Jumat, 26 April 2024.

Dari 300-an nasabah kredit mikro ini, hanya bertahan separonya. Separo sisanya merupakan kredit yang bermasalah. Bahkan dari separo yang bertahan tersebut masih banyak kredit yang bermasalah juga.

"Jadi memang tidak mudah untuk memberantas rentenir. Kami, lembaga keuangan perbankan yang dimiliki pemerintah daerah dengan tangan terbuka menerima masukan bagaimana untuk mengatasi maraknya rentenir ini," ujarnya.

Meski demikian, mengatasi permasalahan banyaknya warga masyarakat yang memiliki relasi keuangan dengan rentenir diperlukan kerja bersama antara lembaga keuangan dan non-keuangan, di dalamnya termasuk leading sektor perdagangan dan UKM.

"Kami sendiri saat ini kembali ke tujuan awal dalam menggerakan roda perekonomian masyarakat bawah. Kami sudah tidak melayani kredit-kredit besar hingga miliaran rupiah. Kami memilih kembali ke khitah untuk kredit-kredit usaha mikro, kecil, dan menengah. Kalaupun masih ada outstanding kredit besar, tapi kami sudah menutup layanan untuk nasabah-nasabah besar," tandasnya.

Menurutnya, kredit besar memang hasilnya bisa besar. Tapi dengan resiko yang besar pula. Jika mengalami kemacetan, resiko yang ditanggung pihak bank akan meningkat.

"Kami sekarang memilih ketimbang Rp1 miliar untuk satu nasabah lebih baik untuk 10 atau 20 nasabah. Dengan demikian layanannya memang untuk skala usaha mikro, kecil, dan menengah," pungkasnya.