Jumat, 10 September 2021 13:00 WIB
BLORA (wartaEkbis)—Hingga 18 bulan berlangsungnya pandemi korona, Perumda BPR Bank Blora Artha memberikan relaksasi kredit kepada sejumlah debitur yang mengalami kesulitan keuangan. Jumlah nasabah yang diberikan relaksasi kredit sejumlah 43 debitur, dengan total kredit mencapai lebih dari Rp4,7 miliar. Relaksasi diberikan setelah musim pandemi yang berlangsung cukup panjang ini menyebabkan kondisi perekonomian terpuruk. Akibatnya sejumlah mitra usaha yang dibiayai Bank Blora Artha mengalami kesulitan keuangan untuk mengangsur kredit.
Direktur utama Perumda BPR Bank Blora Artha Arief Syamsuhuda mengatakan, relaksasi diberikan untuk memberikan keringanan dan kelonggaran kepada debiturnya.
"Kami lebih banyak memberikan relaksasi kredit kepada kredit mikro dan kecil, terutama mitra usaha yang bergerak di sektor perdagangan, baik pedagang kaki lima maupun pedagang asongan," jelas Arief saat ditemui wartaEkbis di ruangannya, Jumat, 10 September.
Relaksasi yang diberikan berupa grace periode. Ini adalah istilah keuangan yang mengacu pada masa tenggang pembayaran kredit.
"Jadi ada kelonggaran berupa penundaan angsuran. Ada juga pengurangan bunga, ada pula yang plafon kita tambah dengan prinsip kehati-hatian. Intinya relaksasi kredit yang kita berikan untuk membantu debitur yang mengalami kesulitan keuangan lantaran adanya pandemi yang menjadikan sektor ekonomi usaha mengalami keterpurukan," jelas Arief.
Sejumlah nasabah yang diberikan keringanan ini datang dari kredit untuk usaha kecil dan mikro. "Lebih banyak yang mengambil kreditnya di bawah Rp500 juta, atau usaha mikro, seperti yang saya sebutkan tadi: ada PKL, juga pedagang asongan," katanya.
Memengaruhi pendapatan
Diakuinya, dengan adanya relaksasi kredit tersebut memengaruhi pendapatan manajamen perbankan yang dipimpinnya. Strategi untuk tidak terlalu berat pengaruhnya, Arief menempuh beberapa langkah.
"Kami lakukan ekspansi kredit dan sindikasi atau konsorsium," terangnya.
Ekspansi kredit merambah sektor-sektor yang masih memungkinkan digarap selama musim pandemi. "Tentu dengan prinsip kehati-hatian agar tidak beresiko tinggi di kemudian hari," katanya.
Sementara konsorsium dilakukan untuk kredit-kredit besar. Sindikasinya dengan bank-bank yang sama. "Upaya selain ekspansi adalah sindikasi dengan bank-bank lain, atau konsorsium untuk beberapa pembiayaan kegiatan. Ada yang di Blora, ada yang di luar Blora. Bank-bank yang kita ajak sindikasi lebih banyak BPR, baik milik pemerintah maupun swasta tapi bagus," paparnya.
Dengan ekspansi dan konsorsium ini, disebutkan jika nasabah Bank Blora Artha mengalami kenaikan hingga di atas 80 persen. ***